Pages

Saturday, 5 March 2016

Jangan Pernah Sibuk Menilai Orang Lain

Seorang alim ulama ditanya oleh seseorang tentang suatu perkara, "kyai, mana yang lebih baik, teman saya badu atau teman saya fulan, kalau si badu ibadahnya biasa saja, tapi dia orangnya baik sekali, tidak sombong, suka menolong, tidak pernah memandang rendah orang lain, karena itulah banyak yang menyukai badu, sementara fulan, sangat rajin ibadahnya, dia tidak hanya mengerahkan sholat fardu tapi sholat sunnah juga rajin dia lakukan, puasanya juga demikian, tidak hanya puasa wajib di bukan ramadhan dia kerjakan tapi juga puasa Daud tidak pernah dia tinggalkan, sedekahnya juga rajin, tapi sayang orangnya sombong, suka memandang rendah orang lain, suka marah ngak jelas, selalu mementingkan diri sendiri dari pada orang lain, Makanya banyak yang tidak menyukai fulan", Tanya orang tersebut. 

Setelah mendengarkan dengan seksama pertanyaannya orang tersebut, lalu Ulama ini menjawab, " semoga suatu hari nanti dengan kebaikan yang Badu lakukan, Allah SWT akan memberikan hidayah Nya kepada Badu, sehingga Badu menjadi ahli ibadah, sementara Fulan semoga suatu hari nanti akan mendapatkan petunjuk, sehingga ibadahnya semakin rajin Dan meninggalkan sifat-sifatnya yang membuat orang tidak menyukainya", jawab Ulama, "Tidak ada yang lebih baik antar keduanya, yang pasti Kita yang lebih buruk Dari mereka, karena sibuk menilai orang lain Dan tidak menilai diri Kita sendiri, padahal sudah sepatutnya Kita menyibukkan diri menilai/menghisab diri sendiri ,sebelum Kita menghadapi masa penghisaban nanti di akherat" jawab Ulama lebih lanjut. 

Setelah mendapatkan penjelasan Dari Sang Ulama, orang itu pun pergi, Dan sejak hari itu dia tidak lagi menilai orang lain, tapi selalu menghitung perbuatannya sendiri, dia menyiapkan dirinya untuk menghadapi masa penghitungan yang sebenarnya di akherat kelak.

2 comments:

  1. seperti kata pepatah yah, kuman diseberang lautan keliatan

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete