Pages

Thursday 30 July 2015

Biaya hidup semakin mahal, uang semakin sulit dicari

Namanya rizki, profesinya sebagai penjahit  di pinggir jalan ,sama seperti teman-temannya yang lain, rizki setiap hari mangkal di perempatan jalan dalam komplek perumahan yang setiap harinya dilalui banyak orang, mulai dari jam 9 pagi sampai jam 18.00 wib.
Saat lebaran tadi rizki mengatakan bahwa pendapatannya lumayan, lebih dari yang biasanya dia dapatkan, saya sempat mengira si rizki dapat 8 jutaan saat itu, ternyata perkiraan saya salah, meskipun saat lebaran rame pelanggan tapi dia hanya mendapatkan sekitar 4,5 juta, dia bilang alhamdullilah  bisa ngirimin uang ke orang tuanya di kampung. Ketika ditanya sehari hari berapa penghasilan bersihnya, rizki menjawab 2 juta 100 itupun kalo pelanggannya ramai tapi kalo lagi sepi sebulan hanya dapat 600 ribu rupiah. Pemuda asal Pekalongan ini di jakarta tinggal di kos-kosan yang harus dia bayar 400 ribu perbulan, sementara buat makan dia butuh sekitar 600 ribu/bulan, dan buat ngirim orang tuanya di kampung sekitar 500 ribu/bulan, rizki bilang sekarang ini biaya hidup terasa begitu mahal, uang sepertinya semakin hari nilainya semakin kecil, makanya kalo lagi sepi orderan suka deg-deg-an apakah bisa bayar kos atau ngk, bisa ngirim orang tua ngk, itulah kekhawatiran yang selalu ada dalam fikiran rizki. Itulah curhatan dari salah satu warga mengenai kondisi saat ini, biaya hidup terasa semakin mahal, sementara penghasilan terasa semakin menyusut, uang semakin susah dicari, semoga saja kondisi ini cepat berubah.amin

No comments:

Post a Comment