Pages

Friday 15 January 2016

Delapan Point Kronologis Teror Jakarta Kamis Lalu


Masih terbayang dalam ingatan drama baku tembak antara polisi dengan pelaku teror dari kelompok simpatisan ISIS yang di terjadi kamis lalu di jalan Thamrin Jakarta. 

Cukup lama drama baku tembak ini berlangsung, ditambah lagi terjadi beberapa kali ledakan sehingga banyak orang yang belum mengetahui persis urutan kejadian atau kronologis dari drama baku tembak yang menyita perhatian dunia tersebut.  

Berikut ini adalah delapan point urutan kejadian teror Jakarta Kamis Lalu versi kabid humas polda metro jaya yang merupakan salah satu putra terbaik asal palembang alias wong kito galo, KOMBES Iqbal :

1) Pukul 10.40 terdengar ledakan pertama di Starbucks Cafe, gedung Cakrawala yang letaknya di samping gedung Sarinah. 

2) beberapa detik kemudian terjadi ledakan kedua di pos polisi depan Sarinah. 

3). Beberapa menit kemudian sejumlah polisi datang ke TKP ledakan untuk mengatur lalu lintas. Polisi belum tahu ada teror setelah dua ledakan tadi. 

4). Sekitar 10 menit kemudian terjadi penembakan oleh pelaku teror yang mengarah ke polisi yang datang ke TKP ledakan. Personil polisi yang ditembak mayoritas dari satuan Polantas dan Provost yang bertugas mengatur lalu lintas, mereka tidak memiliki skill menembak yang handal. 

5) selang 10 menit kemudian personil polisi dari polda metro jaya tiba di TKP, tim tersebut yang kemudian mengejar dua pelaku penembakan yang masuk ke area parkir starbuck (lokasi ledakan pertama). Terjadilah baku tembak antara polisi versus dua pelaku teror. 

6) dua pelaku melemparkan dua bom rakitan ke arah polisi karena merasa sudah terkepung. Salah satu bom terkena mobil salah satu petugas polisi. 

7) beberapa menit kemudian ada ledakan ketiga di area parkir starbucks, tempat pelaku berada. Ledakan ketiga bukan bom bunuh diri. 

8) beberapa detik kemudian dua pelaku berhasil dilumpuhkan polisi. Itulah urutan kejadian teror yang terjadi dikawasan Sarinah kamis lalu, akan lebih mudah dipahami jika dibuat urutan seperti itu.

No comments:

Post a Comment