Monday 22 June 2015

Tanggung jawab Orang Tua Kelak Di Depan Allah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. [HR. al-Bukhâri dan Muslim]. Berdasarkan hadis qudsi di atas maka orang tua memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan anaknya, terutama soal aqidah. Hal pertama yang wajib ditanamkan kepada anak sejak dini adalah soal tauhid, menyembah hanya kepada Allah, tiada tuhan selain allah, anak harus benar-benar paham soal yang satu ini, berikan pengetahuan soal tauhid ini tentu di sesuaikan dengan bahasa dan logika yang bisa dimengerti oleh anak-anak, Pastikan sebelum akil baligh, di benak si anak sudah tertanam pelajaran tentang tauhid. Inti dari bentuk pertanggung jawaban orang tua terhadap anak adalah memelihara diri dan keluarga dari api neraka, seperti yang terdapat dalam QS.At Tahrim : 6 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu berkata, “Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.” Untuk membentuk watak, tingkah laku anak agar sesuai dengan ajaran agama tentu membutuhkan usaha yang nyata, misalnya memberikan asupan pengetahuan melalui pendidikan ahlak sejak usia dini, selain itu yang tak kalah pentingnya adalah doa yang tak putus dan sungguh-sungguh dari kita sebagai orang tua untuk kebaikan si anak Karena doa orangtua atas anaknya termasuk doa yang mustajab. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan, doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian dan doa orangtua atas anaknya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dihasankan oleh syaikh Al Albani)

No comments:

Post a Comment