Tuesday, 18 August 2015

Ajari anak mandiri dengan metode pengajaran orang barat/bule

Teman saya tanto pernah cerita, dia kedatangan tamu seorang sahabat lama bernama Rudi yang sejak 10 tahun yang lalu tinggal di luar negeri, Rudi datang bersama istri dan anaknya yang masih berumur 1 tahun. Ketika sampai di rumah tanto, anaknya rudi tidur sehingga tanto meminta rudi membawa anaknya ke kamar tamu. Setengah jam kemudian ketika tanto dan rudi sedang asyik ngobrol terdengar suara tangisan anaknya rudi, tangisannya semakin lama semakin kencang, meski rudi dan istrinya juga mendengar suara tangis anak mereka namun keduanya tidak beranjak dari tempat duduk untuk melihat anaknya yang lagi nangis, tanto meminta rudi untuk menenangkan anaknya tapi rudi malah berkata ' biarkanlah nanti juga diam sendiri, toh perutnya juga sudah kenyang dan kamar mu juga bersih', tanto hanya tersenyum mendengar kata-kata rudi. Kira-kira sepuluh menit kemudian tangisan si anak sudah tidak terdengar lagi, tanto pun penasaran untuk melihat anak Rudi, dan ternyata anak Rudi sedang asyik melihat gambar-gambar yang ada dalam buku yang terdapat dalam kamar. Metode pengajaran anak seperti yang diterapkan rudi adalah salah satu contoh metode pengajaran anak ala orang-orang bule, para orang tua tidak perlu reaktif ketika mendengar anak nya menangis selama tangisan anak bukan pertanda si anak sedang mengalami suatubhal yang membahayakan atau sakit. Metode ini mengajarkan kemandirian kepada anak sejak usai dini, agar si anak tidak bergantung pada orang tuanya, karena itulah anak-anak bule sudah dibiasakan sejak kecil ketika tidur di malam hari, mereka tidur di kamarnya sendiri, tidak tidur di kamar orang tuanya. Dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi, chef kondang Indonesia farahquin yang pernah tinggal lama di luar negeri mengatakan 'yang harus beradaptasi itu anak terhadap lingkungan,  bukan sebaliknya, jadi biasakanlah anak anak berada di  tengah keramaian, tidur saat suasana berisik,dll', Makanya farahquin sering mengajak anak anaknya untuk traveling agar terbiasa melihat orang banyak, dan melatih agar anak anaknya jadi pemberani. Entahlah apakah metode ini cocok untuk diterapkan di Indonesia, mengingat para ortu di Indonesia lebih banyak melibatkan perasaan dari pada logika saat mengasuh anak, seperti ketika anak nangis, orang tuanya langsung mengendong dan membujuk si anak agar berhenti menangis, atau ketika si anak jatuh ke lantai, orang tua langsung memukul lantai sambil berkata ini..ya...yang nakal, nih...sudah mama pukul lantainya. Jika mengacu pada metode pengajaran anak ala bule ini, maka metode yang dipakai ortu Indonesia seperti contoh di atas kurang tepat karena membuat anak cenggeng dan tidak mandiri. Sekilas metode pengajaran anak ala bule  nampak 'kejam' dan tidak berperasaan, tapi jika kita tahu tujuannya tentu kesan kejam dan tidak berperasaan tidak akan ada dibenak kita, cobalah sesekali lihat tingkah laku dan pembawaan anak-anak bule,  mereka biasanya percaya diri, pemberani, tidak cengeng, serba bisa dan mandiri. Tidak ada salahnya mencoba metode pengajaran anak ala orang bule karena hasilnya sudah jelas tapi tetap harus disesuaikan dengan norma dan budaya ketimuran karena ada yang lebih penting dari semua hasil pengajaran anak seperti yang tadi disebutkan, yaitu membentuk ahlak si anak menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak. Semoga tulisan ini berguna. Amin

No comments:

Post a Comment