Pages

Thursday 13 August 2015

Cerita Ibu ibu di kereta soal harga Sembako semakin mahal

Tawa sejumlah Ibu-ibu penumpang kereta Comline terdengar seantero gerbong, begitu lepas tanpa beban, tidak lagi peduli apakah penumpang lain keberatan atas tawa itu atau tidak, pokoknya yang penting cekikikan jalan terus, yang membuat saya binggung adalah topik obrolannya soal keprihatinan tapi kok mereka tertawa, mungkin maksudnya santai aja hadapi dengan tawa. Mereka itu sedang ngobrolin harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari yang dirasakan semakin mahal, sementara uang belanja dari sang suami sejak 10 tahun terakhir nambahnya hanya seiprit, tentu ngak sebanding dengan kenaikan harga barang-barang yang semakin 'mengila'. Ditambah lagi biaya listrik, air, sekolah anak dll ikut tergerek naik, kondisi ini bagi mereka sangatlah tidak nyaman. Salah satu ibu itu bilang"coba aja bawa duit 100 ribu ke pasar, paling juga dapat hanya 3 item barang, padahal kalo dulu, kita masih bisa beliin jajanan buat anak abis belanja yang pokok di pasar karena sisa uang belanjaan masih banyak, tapi kalo sekarang boro-boro, bisa beli yang pokok aja sudah alhamdullilah". Apa yang dialami oleh ibu-ibu ini tentu dirasakan juga oleh banyak orang, kebutuhan hidup sehari-hari semakin ke sini dirasakan semakin mahal, sementara uang semakin sulit didapatkan. Harapan satu-satunya adalah ada di tangan pemerintah, karena sebagai regulator tentu pemerintah memiliki kewenangan untuk mengendalikan harga-harga agar tidak naik liar,segala bentuk kecurangan seperti penimbunan barang dan permainan mafia diberantas tuntas sampe ke akar-akarnya. Dinamika harga di pasar terutama yang terkait hajat hidup orang banyak hendaknya selalu terpantau, diatur sedemikian rupa ,tidak liar tanpa kendali karena jika itu terjadi pasti yang merasakannya adalah rakyT juga. Marilah kita berdoa agar kondisi ini tidak berlaru larut dan cepat berlalu

No comments:

Post a Comment