Pages

Saturday 19 September 2015

Penghinaan terhadap islam dihadapi dengan kecerdasan

Saya terkesan dengan sebuah artikel yang tadi saya baca, dalam artikel tersebut diceritakan sebuah kisah tentang kecerdasan seorang pemuda islam menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh seorang atheis. Suatu hari dalam sebuah majelis diskusi yang diadakan ulama setempat, tiba-tiba seorang atheis meminta kesempatan bertanya kepada peserta diskusi. Pertanyaannya adalah 1. Siapa yang menciptakan Allah?? Bukankah semua yang ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya?? 2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurg?? 3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api?? Atheis meminta agar jawaban pertanyaan-pertanyaan tidak memakai dalil baik alquran maupun hadist, karena menurut dia, dalil itu hanya untuk orang yang mempercayainya, sementara dirinya tidak percaya dalil sama sekali,"saya minta agar jawaban bisa diukur dengan akal bukan berdasarkan dalil" kata atheis. Mendengar permintaan si atheis, para peserta diskusi semuanya terdiam, karena mereka tidak menemukan jawaban yang bisa diukur dengan akal untuk pertanyaan tadi. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya salah satu pemuda peserta diskusi menjawab pertanyaan atheis. Ad.1). Anda tahu angka 1 kan, angka 1 bisa menjadi asal mula dari angka-angka lainnya, contoh angka 3 berasal dari angka 2+1 atau angka 2 berasal dari 1+1, namun angka satu sendiri tidak berasal dari angka-angka lainnya. Jika kamu tahu bahwa angka 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??" Ad.2). Anda tahukan selama bayi dalam perut ibunya melakukan aktivitas makan dan minum, harusnya kalo bayi makan dan minum selama di dalam perut ibunya, logikanya bayi juga buang air besar dan kecil, tapi fakta medisnya meski makan dan minum di dalam perut, namun bayi tidak buang air besar, jika demikian adanya apalagi yang membuat anda sulit percaya kalo di surga nanti kita makan dan minum tapi tidak buang air. Ad.3). Sebelum menjawab pertanyaan nomor tiga, sang pemuda itu menampar dengan keras wajah si atheis, sambil berkata,"tanganku ini dilapisi kulit, begitu pula pipi anda dan keduanya sama-sama berasal dari tanah, jika tangan saya dan pipi anda sama-sama dari kulit dan tanah bagaimana bisa anda merasa kesakitan ketika saya tampar ?, itu artinya meskipun setan dari api tapi tetap akan merasakan sakit di neraka nanti ketika di siksa dengan api. Mendengar jawaban dari pemuda tersebut, ai atheis hanya bisa terdiam membisu. Kisah ini bisa jadi pelajaran buat kita, ketika ada orang yang mencoba menghina agama islam tidak melulu harus di hadapi dengan kekerasan, karena tidak semua penghinaan itu bisa di atasi dengan kekerasan.

No comments:

Post a Comment