Badu heran kenapa di setiap lingkungan pergaulan, dia selalu
dijauhi oleh teman-temannya, tidak ada satupun temannya baik di kantor maupun
teman kuliah yang mau pergi dengannya, setiap mau mengajak teman pergi selalu saja penolakan yang dia
terima, meskipun dia bersedia menjadi donatur agar teman-temannya itu mau .
ironisnya tidak ada satu orangpun yang memberitahu penyebab penolakan
lingkungan tersebut bisa terjadi, badu binggung mencari sebabnya padahal
menurut pikirannya, tingkah laku/pembawaannya sehari-hari dipergaulan
biasa-biasa saja. Bisa jadi apa yang dirasakan oleh Badu ini pernah dirasakan oleh
banyak orang, merasa tingkah laku
normal-normal saja namun lingkungan pergaulan tidak menerima. Jika hal tersebut
terjadi dengan kita maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah introspeksi
diri, karena jika banyak orang yang menjauh dari kita artinya memang ada
kesalahan yang secara tidak sadar kita lakukan, saya katakan tidak sadar karena
kita merasa cara kita bergaul sudah benar, buanglah jauh-jauh pikiran seperti
itu, karena faktanya lingkungan menolak kehadiran kita. Minta tolong keluarga
tapi jangan ibu kita karena seringkali rasa sayang ibu kita itu menutupi cara
pandangnya terhadap kita, untuk mengevaluasi sifat pembawaan kita sehari-hari,
cobalah untuk berjiwa besar agar tidak tersinggung ketika penilaian negatif
diberikan kepada kita. Jika sudah dapat penilaian dari keluarga kita, cobalah
semaksimal mungkin untuk meninggalkan sifat pembawaan negatif tersebut. Kita harus
sadar bahwa apa yangberlaku dan terjadi sekarang adalah buah atau hasil dari apa
yang telah kita lakukan di masa lalu, jika kita menanam padi tidaklah mungkin
dikemudian hari tanaman tersebut menjadi mangga, maka dari itu haruslah
hati-hati sekali berbuat apapun saat ini jika mau dapat hasil yang baik di masa
depan, saya kira kita semua mengetahui hal tersebut namun kadang kita suka lupa
atau pura-pura lupa. Saya ambil contoh sifat nabi Muhammad SAW, dari kecil nabi
Muhammad selalu berkata jujur, tidak pernah sekalipun beliau membohongi orang,
tidak heran ketika menjadi pedagang, barang apapun yang beliau jual selalu saja laku,
karena orang percaya dengan beliau, begitu pula ketika beliau kita menyampaikan
kepada istrinya Khadizah bahwa dia menerima wahyu yang pertama di gua Hira, sang
istri langsung percaya, karena suaminya itu sejak dulu jujur. Penting sekali
untuk selalu melakukan introspeksi diri, tidak merasa diri kita selalu benar,
jangan sampai kita terjebak dalam pemikiran kita sendiri, tidaklah pantas menjadikan
hasil pemikiran kita menjadi dasar penilaian terhadap diri kita sendiri, karena
pasti yang muncul adalah penilaian yang subjektif. Tidaklah mungkin si Badu
akan menerima penolakan dari teman-temannya jika dirinya selama ini bisa
membuat nyaman perasaan teman-temannya saat bergaul dengannya, pastilah ada
sesuatu yang bikin lingkungan menolak Badu. Marilah kita belajar menjadi insan
yang bisa menyenangkan orang lain, lakukanlah sesuatu terlebih dahulu untuk
menyenangkan hati teman sebelum menuntut mereka menyenangkan hati kita. Jangan lupa
apa yang sekarang sedang kita alami dan rasakan merupakan hasil perbuatan dan
tindak tanduk kita di masa lalu.
No comments:
Post a Comment