Beragam keajaiban seringkali terjadi tanpa diduga, pikiran kita hanya bisa menjangkau tahap tertentu saja dari sebuah kejadian atau peristiwa yang terjadi, hal ini karena pikiran manusia ada batasannya.
Saya ingin memberi contoh keterbatasan pikiran/persepsi yang dimaksud. Suatu hari Ada seorang ustad ikut perjalanan sebuah organisasi kemanusiaan mengunjungi sejumlah kawasan di negara yang sedang berkonflik.
Ketika bus yang ditumpangi ustad dan para anggota organisasi tersebut mendekati sebuah pos penjagaan / check point , yang dijaga oleh sejumlah pasukan penjaga perbatasan, Seluruh penumpang bus diinstruksikan oleh kepala rombongan untuk mengeluarkan passport, karena Biasanya para tentara penjaga perbatasan tersebut akan melakukan checking identitas siapapun yang hendak melintas.
Dari seluruh penumpang bus hanya ustad yang tidak menyiapkan passport, Karena dokumen tersebut tidak dia temukan, meski telah dia cari dari tadi, bahkan seluruh Isi tas miliknya telah dia bongkar. Bus terus melaju perlahan mendekati check point pos perbatasan.
Pikiran ustad berkecamuk, membayangkan akibat yang akan terjadi, dia khawatir akan ditawan Oleh para serdadu perbatasan ini gara-gara tidak bisa menunjukan dokumen identitas dirinya, atau malah seluruh rombongan ditahan oleh para serdadu bersenjata lengkap tersebut.
Di tengah kecemasan yang dia rasakan, terdengar suara kepala rombongan meminta ustad pindah tempat duduk ke kursi paling belakang, hanya itu selain berdoa yang bisa dilakukan, sambil berharap pemeriksaan tidak ketat dan tidak lama.
Begitu sampai di pos perbatasan, bus diminta berhenti, nampak beberapa tentara masuk ke dalam bus. Semua penumpang menunjukan passport dari tempat duduk masing-masing kepada tentara, beruntung pemeriksaan itu dilakukan secara acak, tidak semua penumpang diperiksa.
Ketika sampai di kursi belakang tempat ustad duduk, tentara itu hanya mengucapkan good day kepada penumpang barisan belakang dan setelah itu langsung turun dari bus. Ustad yang sudah pasrah itu bernafas lega, semua kekhawatirannya tadi tidak terjadi.
Bus itupun kemudian diizinkan melewati pos perbatasan tersebut. Kecemasan akan sesuatu yang belum tentu terjadi seperti yang dirasakan ustad tadi akibat persepsi liar yang muncul dari pikirannya.
Dalam kontek ini bukan sisi bener atau salah yang ingin saya utara, persepsi liar wajar saja muncul dalam kondisi tertentu, hanya saja perlu pengendalian yang baik melalui kematangan analisa terhadap sebuah peristiwa yang akan terjadi, agar persepsi liar tersebut tidak menjadi semakin liar.
Semua kejadian itu tidak sesempit apa yang Ada di Alam pikiran Kita, semua bisa saja terjadi tapi tidak semua yang terjadi akan sesuai dengan dugaan, prasangka atau persepsi yang ada dalam pikiran Kita.
No comments:
Post a Comment