Tuesday, 5 July 2016

Meski Ramadan Telah Pergi Tapi Beribadah Harus Tetap Berenergi



Saya teringat dulu sewaktu kecil sering melihat almarhumah nenek sering membuat sulaman kain dengan mengunakan tangan, kain yang tadinya tampak biasa-biasa saja menjadi indah dan elok dipandang mata. 

Banyak sekali sulaman pada kain yang merupakan hasil karya almarhumah, beberapa diantaranya menempel apik di dinding rumah, menjadi hiasan interior yang mempercantik semua ruangan di dalam rumah. Ingatan saya pada sulaman kain milik nenek ini, bukan muncul begitu saja di benak saya, ada sesuatu hal yang memancing memori tersebut mencuat di dalam ingatan saya. 

Hari ini kita sebagai umat muslim merayakan kemenangan dari perang melawan hawa nafsu selama satu bulan terakhir. Segala bentuk nafsu dibendung oleh saum yang kita lakukan, beragam ibadah yang wajib maupun sunat terasa ringan dilakukan, hubungan antar sesama manusia terjaga tanpa noda, kemurahan hati diobral tanpa pamrih. 

Semua itu kita lakukan tidak lain hanya untuk mencapai derajat taqwa dan meraih ridho Allah SWT. Kita diibaratkan santri yang kembali masuk pondokan untuk mengasah keikhlasan untuk tunduk dan patuh pada aturan Allah, hal itu merupakan mekanisme yang dibuat Allah agar kita kembali kepada Nya. 

Tentu selama sebelas bulan sebelumnya ada banyak noda di dalam diri kita, bulan ramadan yang telah berlalu itu sebagai pencuci noda-noda tersebut agar kita kembali fitrah. Saya ingin menganalogikan sulaman kain yang indah milik nenek saya tadi dengan semangat beribadah yang kita lakukan di bulan puasa kemarin. 

Ibaratnya kita sudah selesai membuat sulaman yang cantik dan elok dipandang mata selama satu bulan, alangkah ruginya kita yang sudah bersusah payah membuatnya kemudian menghancurkannya lagi, pintalan benang yang sudah terajut indah harusnya tidak terurai lagi.

Semangat kita beribadah selama bulan puasa tadi, seyogyanya mampu membuat kita tetap bersemangat melaksanakan ibadah, meskipun ramadan telah pergi. Tugas kita sekarang hanyalah menjaga semangat itu tetap ada sampai ramadan datang lagi, sehingga semangat itu selalu terjaga.

Jadikanlah semangat beribadah di dalam diri kita bagaikan sulaman kain cantik nan elok yang terpasang di dinding rumah selama-lamanya. Selamat hari raya idul fitri 1437 H, mohon maaf lahir dan batin.    

No comments:

Post a Comment