Seingat saya ketika dulu sekolah, saya dan teman-teman di sekolah saat itu sangat takut dengan guru-guru di sekolah. Kita begitu menghormati guru guru di sekolah, baik itu guru dengan tempramen biasa, maupun guru yang memang terkenal killer, maksudnya guru tegas dan pemarah.
Saya dan teman-teman dulu juga terbilang nakal, sering kali kita keluar kelas hanya karena malas mengikuti pelajaran sekolah, atau kalau lagi di kelas kita suka iseng menganggu teman-teman lain ketika belajar, kita juga sering berkelahi hanya karena ingin dikatakan jagoan, pokoknya bukan siswa teladan dengan kharakter yang baik.
Meski demikian, kita yang dulu merupakan siswa Badung di sekolah tetap menghormati guru, bagi kita, guru adalah sama dengan orang tua sendiri, patut di hormati. Makanya saya sekarang heran, melihat siswa siswi zaman sekarang, banyak di antara mereka berani melawan gurunya, bahkan ada yang berani menyakiti fisik gurunya.
Lihat saja kejadian yang terjadi baru-baru ini di sebuah sekolah yang terletak di sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan. Ada guru dipukul wali murid sampai berdarah-darah, gara-gara guru yang bernama Dasrul tersebut menegur anak si wali murid yang tidak mengerjakan PR mengambar, murid nakal itu sempat mengeluarkan kata-kata kotor/mengumpat ke arah Dasrul. Akibat dianiaya wali murid yang kini berstatus tersangka tersebut, hidung Dasrul patah dan tulang rawan di hidungnya bergeser.
Kesuksesan sebuah negara sangat bergantung dengan guru, karena para guru itulah yang membentuk watak dan keterampilan generasi muda yang nantinya akan menggantikan posisi orang-orang dewasa yang ada sekarang, termasuk para pejabat negara yang nantinya akan memasuki masa pensiun. Bayangkan jika di sebuah negara tidak memiliki guru, generasi muda macam apa yang akan memimpin negara tersebut.
Kita lihat saat ini china telah berubah menjadi negara yang sangat diperhitungkan di dunia, bahkan diramal dalam waktu dekat akan mengalahkan Amerika dari sisi ekonomi. Kenapa bisa demikian, ternyata tidak lain adalah pemerintah China membenahi sistem pendidikan mereka dari tahun 1980 sampai dengan 1990, dan sebagai punggawa perbaikan sistem pendidikan mereka adalah guru-guru yang berkualitas.
Saat ini china sedang panen atas apa yang telah mereka lakukan 10-20 tahun yang lalu. Bagaimana dengan Indonesia?. Saya percaya kita memiliki guru-guru yang mumpuni, buktinya seringkali siswa siswi Indonesia berhasil menjadi juara olimpiade matematika, fisika dan kimia, dan tidak sedikit pula yang menjadi juara bidang teknologi, lomba robot misalnya. Tentu prestasi itu tidak lepas dari peranan guru, selain murid-murid tersebut memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Janganlah menyakiti guru, mereka sudah rela dan ikhlas mendidik kita semua, sehingga kita menjadi seperti sekarang ini, bukti keikhlasnya tersebut adalah mereka tetap menjadi guru meskipun penghasilan yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan manfaat yang mereka berikan selama ini. Wajar saja jika guru itu disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dan pahlawan yang terlupakan.
Sulit rasanya menggapai semua yang kita peroleh sekarang ini tanpa guru, mereka yang bikin kita bisa baca-tulis, mereka yang bikin kita bisa berhitung, dan mereka pula yang membentuk kepribadian kita, pokoknya banyak hal dalam hidup kita yang merupakan bentukan para guru.
Hormatilah pahlawan kita itu, agar mereka bisa tersenyum melihat pekerjaan mereka dahulu ternyata tidak sia-sia. Terima kasih guru ku, Allah tidak pernah tidur, pasti semua jasa Mu akan dibalas setimpal, mungkin tidak di dunia ini, tapi nanti di kehidupan akhirat pasti akan engkau rasakan imbalan dari Nya.
No comments:
Post a Comment