Tuesday, 20 September 2016

Hindari Berkata Jangan Kepada Anak



Beberapa waktu lalu saya kedatangan tamu yang sudah cukup lama menghilang dari "peredaran". Tamu saya itu adalah teman lama yang kebetulan dapat tugas dari kantornya melanglang buana ke negeri orang untuk ekspansi bidang usaha perusahaan tempat dia bekerja. Hari itu teman lama saya tersebut membawa istri dan anaknya mampir ke kantor, sekedar untuk berjumpa dengan saya, kebetulan dia ada urusan yang harus diselesaikan, yang tempatnya itu tak jauh dari kantor saya. 

Setelah bersalaman di lobi kantor, saya mengajak teman saya, istri, dan anaknya yang masih berusia 5 tahun, masuk ke dalam kantor. Sembari berjalan, kami saling bertanya mengenai kabar teman-teman lama lainnya. Ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu pembawaan anak teman saya itu, meski umurnya baru lima tahun, tapi nampak betul dari caranya menatap orang dan keberaniannya saat bertemu orang, menunjukan kepercayaan diri yang tinggi. 

Biasanya anak kecil seumuran dia akan menunjukan sikap tidak nyaman ketika bertemu banyak orang baru di lingkungan yang baru, atau paling tidak hanya diam dan tidak mau jauh-jauh dari orang tuanya. Begitu mantap tatapan mata Az Zahra nama anak teman saya itu melihat orang yang berlintasan dengannya sambil tersenyum, bahkan beberapa kali Az Zahra yang terlebih dahulu menyapa orang-orang yang papasan dengan kami. 

Ketika saya dan ayahnya sedang bicara, Az Zahra tidak canggung menghampiri teman-teman kantor yang lagi bekerja, tidak bermaksud menggangu tapi rasa keingintahuannya terhadap aktivitas teman-teman menyebabkan dia bertanya. Lucu, mengemaskan, pintar dan percaya diri, itulah profile yang cocok buat Az Zahra. Saya lalu bertanya kepada Teman saya, bagaimana dia bisa mendidik Az Zahra sehingga bisa menjadi anak yang pintar dan percaya diri. 

Tidak ada metode pendidikan khusus yang diterapkan teman saya selama ini dalam mendidik Az Zahra, hanya saja teman saya dan istrinya sepakat untuk tidak pernah mengunakan kata jangan kepada Az zahra, dan berusaha membiarkan Az Zahra melakukan aktivitas apapun, larangan hanya boleh dilakukan ketika aktivitas Az Zahra sudah menyerempet bahaya misalnya main benda benda tajam misalnya gunting, pisau, jarum, itupun tetap tidak mengunakan kata jangan, tapi menjelaskannya dengan kata-kata lain yang tentunya mudah dimengerti anak kecil. 

Akhirnya pembicaraan kami bukannya didominasi hal hal berbau nostalgia, tapi tema pembicaraannya terkait Az Zahra. Kira-kira setelah 1 jam, teman saya itupun pamit pulang, karena masih ada urusan yang harus segera dia selesaikan sebelum berangkat lagi ke beberapa negara. Lagi-lagi Az Zahra yang ternyata bisa bahasa Inggris dan Jepang ini mencuri perhatian banyak orang, dia menyalami beberapa orang yang ada di sekitar lobi sambil melihat mata orang yang dialaminya tentunya dengan senyuman manisnya, dia dengan lancar mengucapkan kata-kata berpamitan dengan orang-orang yang dia Salami. 

Kata jangan sebisa mungkin tidak diucapkan kepada anak-anak. Rasa keingintahuan anak-anak terhadap hal hal baru di sekitarnya adalah hal alami yang pasti dilalui mereka, pada fase ini seringkali mereka melakukan hal-hal yang tidak lazim menurut kaca mata orang dewasa, tidak jarang kita melarang mereka dengan dimulai kata jangan, padahal Kata jangan hanya akan membatasi semangat mereka untuk eksplorasi. Banyak kata lain yang bisa digunakan ketika orang tua ingin melarang suatu aktivitas yang dilakukan anak-anak dan tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. 

Berikut ini beberapa kalimat penganti kata jangan, yang lebih tepat diucapkan kepada anak-anak :
  • Jangan lewat situ  : jalannya lewat sini nak 
  • Jangan memukul teman : sayangi teman-teman kamu ya 
  • Jangan loncat di tempat tidur : loncatnya di sini saja nak
  • Jangan berteriak : Mama bisa dengar suara  kamu, kecilkan suara mu nak
  • Jangan rebutan mainan : mainnya gantian ya
  • Jangan buang sampah sembarangan : buanglah sampah pada tempatnya
  • Jangan merusak mainan itu : gunakan mainannya dengan benar


No comments:

Post a Comment