Wednesday 22 July 2015

Dr.Laurence Brown dari ateis jadi muslim (episode 1)

(Source fhoto Dr.Laurence Brown facebook )
Namanya Dr.Lauence Brown, semula filosofi hidupnya sama seperti warga Amerika lainnya, dunia merupakan segala-galanya, seseorang yang mati dengan harta yang berlimpah adalah suatu kemenangan karena itulah kekayaan merupakan tujuan hidupnya, tiadak ada hal lain yang perlu dikejar, saat itu Dokter ateis ini menghabiskan hidupnya hanya untuk mengejar kekayaan, lalu hidayah dari allah datang dengan cara yang tidak terduga. Ketika tahun 1990 lahir anak Dr.Laurence bernama Christina dengan kelebihan yang tidak dimiliki oleh bayi lainnya, yaitu saat ditegakkan badannya maka bayi tersebut bisa berdiri sendiri, sebagai seorang dokter, Laurence Brown tahu bahwa hal tersebut adalah hal yang aneh, tidak mungkin secara medis bayi yang baru lahir bisa berdiri sendiri seperti itu, meski demikian hal itu dianggapnya bukanlah suatu mukjizat melainkan hanyalah hal yang menarik. Dokter laurence mengaku saat itu dirinya tidak bisa menangkap pesan dari kelebihan bayinya tersebut, barulah setelah pesan yang kedua datang dengan lebih dramatis, akhirnya mengiring dirinya untuk mendapatkan hidayah dari allah. Sekitar 10 bulan kemudian lahirlah anak kedua Dr.laurence, namanya Hannah. Bayinya ini terlahir dengan kelainan yaitu pembuluh darahnya tidak sempurna sehingga tidak bisa mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuhnya, hal ini mengakibatkan si bayi sekarat, seluruh tubuhnya terlihat biru lebam, terkulai lemas tanpa daya. Dr.laurence sangat cemas melihat kondisi bayinya tersebut. Akhirnya diputuskan untuk mengoperasi bayi yang baru berumur setengah hari tersebut, seorang ahli bedah jantung terbaik saat itu di panggil untuk menghandel operasi, kecemasan Dr.laurence membuat dia emosional, sehingga para dokter meminta dirinya meninggalkan ruang ICU, lalu Dr.laurence berjalan meninggalkan ruang ICU, ada sebuah ruangan yang biasanya digunakan keluarga pasien untuk berdoa, di situlah Dr.laurence berdoa dengan tulus, padahal menurutnya seumur hidupnya dia tidak pernah berdoa setulus saat itu. Dr.laurence berkata : "Di sepanjang hidupku, aku selalu berkuasa. Jika ada sesuatu yang aku inginkan, aku tahu bagaimana cara mendapatkannya. Aku tidak pernah sekali pun dalam hidupku menghadapi situasi dimana aku tidak bisa mengatasinya, situasi dimana aku tahu bahwa aku sudah tidak punya harapan lagi, Ketika aku memasuki ruangan do’a itu, aku mengingat satu hal yang membuatku terkejut adalah bahwa ruangan itu hanyalah ruangan do’a biasa, tidak ada salib, tidak ada patung, tidak ada simbol-simbol keagamaan sama sekali. Dan hal itu membuatku merasa nyaman, aku seorang ateis, do'aku sangat sederhana tapi do’a ini punya kekuatannya sendiri. Aku menghabiskan seluruh hidupku menolak adanya Tuhan, tapi pada saat itu aku sadar bahwa tidak ada daya untukku menolong anak yang malang ini. Satu-satunya kekuatan, jika Dia memang ada, yang dapat menolong anakku hanyalah Sang Maha Kuasa, Jadi satu-satunya do’a yang bisa kulakukan adalah “Ya Tuhan, jika Kau memang ada.” Dan aku akui, sebenarnya dalam hati aku mengatakan “Aku tidak tahu apakah Kau ada atau tidak, tapi jika Kau ada, maka aku butuh pertolongan.” Dan aku berjanji, jika Tuhan menyelamatkan putriku, maka aku mohon petunjuk-Nya untuk mencari agama yang paling menyenangkan-Nya dan aku berjanji akan mengikuti agama itu. Dan aku mengingat kata-kata itu dengan sungguh-sungguh". 15 menit kemudian setelah berdoa Dr.laurence kembali ke ruang ICU, Dokter ahli bedah jantung yang tadi diminta menghandel operasi bayinya menghampiri dan berkata sambil menatap matanya bahwa anaknya akan baik-baik saja. Sebenarnya dalam hati Dr.laurence dan beberapa dokter spesialis lainnya tidak percaya dengan perkataan dokter bedah jantung tersebut, lalu disepakati melakukan tes ultrasound untuk mengetahui kondisi bayi tersebut, dan ternyata benar kondisi bayi telah berubah total, bayi tampak seperti bayi normal lainnya, lalu Dr.laurence berkata, "Aku berdo’a dengan tulus untuk pertama kalinya dalam hidupku dan aku hanya dapat percaya bahwa ini pasti karena campur tangan Sang Pencipta, ternyata putriku benar-benar normal. Dia tidak perlu dioperasi, dia benar-benar seperti anak normal lainnya, bahkan dia masuk perguruan tinggi tahun ini".

No comments:

Post a Comment