Thursday 10 December 2015

Reog Ponorogo Seni Asli Indonesia

Saya masih ingat betul beberapa waktu lalu kesenian reog ponorogo diklaim berasal dari malaysia oleh negeri tetangga kita itu, Padahal sudah jelas dari sejarah bahwa kesenian reog tersebut tumbuh dan berkembang di kabupaten ponorogo.

Saya kira kesenian-kesenian tanah air seperti reog ini harus dilestarikan agar tidak ada lagi yang mengaku-ngaku seperti itu. Berkaitan dengan pelestarian budaya reog ini, saya pernah baca di sebuah buku, yang memuat tentang perjuangan seorang warga dalam melestarikan budaya reog ponorogo, warga tersebut bernama Sarjo, umurnya enam puluh tahun, beliau ini cukup lama mengeluti profesi sebagai pembuat reog, barongan, singa barong dan beragam aksesoris kesenian lainnya. Beliau memilih profesi tersebut karena cintanya terhadap kesenian reog ini sejak lama, sebelumnya Sarjo merupakan salah satu anggota pengiring pementasan reog ponorogo, setiap kali terlibat dalam pementasan, Sarjo biasanya menabuh gendang pengiring, sering kali Sarjo dan tim reognya mentas di sejumlah negara seperti Eropa, Jepang dan Australia. Mekipun Sarjo pernah terkena penyakit stroke, namun Sarjo tidak patah semangat dalam menjalani profesi sebagai pengrajin reog, dia selalu turun tangan dan terlibat langsung dalam pembuatan reog ini, seperti misalnya memilih bahan-bahan pembuatan reog, untuk memilih bahan-bahan reog yang dibanderol dengan harga 40 juta ini, tentu dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman, karena selain mahal, bahan-bahan tersebut sangat langka, salah satu bahan baku yang membuat reog mahal adalah hiasan berupa bulu burung merak, Sarjo mengunakan bulu burung merak dari India karna di Indonesia, burung tersebut di lindungi dan tidak bileh dijual sembarangan. Hasil karya Sarjo tidak hanya dijual di dalam negeri tapi juga dijual di mancanegara.

Itulah sekelumit kisah Sarjo Sang pebisnis sekaligus pelestari kesenian reog Ponorogo, semoga masih ada seperti Sarji ini di tempat-tempat lain, sehingga kekayaan seni milik tanah air tetap ada dan terbebas dari klaim kepemilikan oleh negara lain.

No comments:

Post a Comment