Friday 29 January 2016

Hati-Hati, Perdagangan Organ Manusia Muncul Lagi

Tahun 2000 lalu ada seorang remaja berumur sekitar 17 tahun kehilangan satu ginjalnya setelah menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Jakarta Utara. 

Awalnya remaja tersebut (sebut saja namanya Iwan) mengalami kecelakaan motor, Kondisi Iwan saat itu cukup parah sehingga harus segera dioperasi, Pihak keluarga Iwan setuju dengan keputusan rumah sakit tersebut, dipikiran mereka yang penting Iwan bisa segera diselamatkan. 

Usai mejalani operasi, Iwan mengeluhkan sakit pada perutnya, pemeriksaan kemudian dilakukan untuk mencari tahu penyebab rasa sakit pada tubuh Iwan. 

Setelah dilakukan pemeriksaan intensif terhadap Iwan, lalu dokter menyimpulkan bahwa Ginjal Iwan pecah sebelah, untuk lebih meyakinkan lagi, lalu dilakukan scanning detil terhadap tubuh Iwan, dari hasil scanning tersebut diketahui bahwa ginjal Iwan bukan pecah tapi hilang satu, mengetahui ginjal Iwan Hilang satu, lalu pihak keluarga meminta agar rumah sakit memberikan penjelasan terkait ginjal Iwan, setelah tidak ada penjelasan dari rumah sakit, akhirnya keluarga Iwan menuntut pihak rumah sakit membayar kepada Iwan sebesar 6 miliar, sebagai kompensasi atas ginjal Iwan yang hilang. Sementara itu baru baru ini ada seseorang di bandung menjual Ginjalnya sebesar 75 juta rupiah, karena UU kesehatan melarang perdagangan Organ tubuh kecuali untuk donor, lalu polisi menangkap dua orang penjual (calo) ginjal tersebut, kini kasus  penjualan ginjal warga bandung tersebut masih di tangani polisi.

Perdagangan organ tubuh manusia sebenarnya sudah lama terjadi di Indonesia, hanya saja kasus ini timbul tengelam, sehingga tidak mencuri perhatian publik. 

Ada satu lagi kasus penjualan organ tubuh manusia beberapa tahun lalu, kali ini menimpa seseorang yang memang berniat untuk menjual satu ginjalnya karena alasan ekonomi. 

Saat itu korban mempublish keinginannya untuk menjual ginjalnya di internet, tidak berapa lama ada seseorang yang mengaku warga Singapura tertarik membeli ginjal korban, singkat cerita mereka kemudian bertemu dan sepakat untuk melakukan transaksi termasuk menentukan kapan dan dimana operasi dilakukan. Saat waktu operasi tiba, keduanya pun bertemu di rumah sakit yang sudah mereka sepakati, tanpa rasa curiga sedikit korban pun menjalani operasi. Setelah operasi dilakukan, pelaku sudah menghilang dan korban di tinggal sendiri di rumah sakit setelah ginjalnya diangkat. Kita harus selalu waspada agar tidak menjadi korban selanjutnya.

No comments:

Post a Comment