Lokalisasi Kalijodo tentu sudah tidak asing lagi bagi kita semua, sebuah tempat yang menyediakan layanan sex buat para lelaki, di dalam Lokalisasi yang terletak di jalan Kepanduan ll, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan penjaringan Jakarta Utara ini dulunya juga menjadi tempat mengadu peruntungan melalui judi, tempat-tempat judi bertebaran di kawasan Kalijodo ini, menurut sejumlah informasi, bos-bos judi yang sebagian besar merupakan etnis tionghoa, sengaja menyewa lapak di Kalijodo untuk judi karena merasa aman, tidak ada yang bisa menganggu, baik itu dari aparat negara, ormas-ormas maupun Pemerintah Daerah.
Jaminan Keamanan tersebut mereka perolah dari "penguasa" kali jodoh yang memiliki ratusan anak buah yang siap menghadang siapa pun yang hendak menganggu perjudian tersebut.
Kenapa disebut Kalijodo?.
Wilayah Kalijodo yang terletak di bantaran kali (sungai kecil) ini, dulunya merupakan tempat muda mudi mencari jodoh, karena itulah sejak tahun 1950 an tempat ini ramai dikunjungi orang untuk mendapatkan pasangan.
kemudian dalam perkembangannya, ketika semakin banyak orang yang datang ke Kalijodo, tempat itu berubah menjadi lokalisasi, warung-warung yang dulunya tempat orang berjualan makanan dan minuman, berubah menjadi rumah-rumah bordil yang menyediakan wanita-wanita penghibur, di tempat itu pula dijual minuman keras.
Selain rumah bordil dan kedai-kedai minuman keras, di dalam kalijodo juga terdapat sejumlah tempat perjudian yang "aman' dari ganguan siapa pun.
Lokalisasi, cafe-cafe Miras dan tempat judi di dalam Kalijodo dijaga oleh ratusan preman, di dalam bukunya yang berjudul Geger Kalijodo, sang penulis buku Krisna Mukhti yang sekarang menjabat sebagai DIRESKRIMUM Polda Metro Jaya mengatakan bahwa sejak dulu Kalijodo dikuasai oleh Lima orang, yaitu Riri kongsian dengan Agus, Haji Usman, Aziz, Bakri, dan Ahmad Resek. para bos besar itu berbagi kekuasaan di Kalijodo.
Tidak jarang antar kelompok penguasa Kalijodo ini terlibat konflik, biasanya pemicu konflik adalah rebutan daerah kekuasaan.
Seiring berjalannya waktu, Lokalisasi Kalijodo ini kemudian dipegang oleh dua bos besar yaitu Yusman dan Aziz, keduanya berasal dari Sulawesi Selatan, meski berasal dari daerah yang sama, kedua kelompok ini pernah berseteru, yaitu tanggal 29 April 2011, akibat bentrok tersebut tercatat ada lima orang terkena busur panah dan beberapa lainnya terluka.
Para preman Kalijodo terkenal tanpa rasa takut kepada siapapun, termasuk kepada aparat polisi dan TNI, para preman tersebut pernah membuat Ormas islam sekelas Front Pembela Islam mundur teratur, ketika akan mencoba mengusik Kalijodo.
Belakangan ini hangat dibicarakan protes keras warga Kalijodo atas rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama atau Ahok yang akan melakukan pengusuran di Kawasan Kalijodo, ada warga Kalijodo mengatakan bahwa preman-preman di Kalijodo akan melakukan perlawanan jika pengusuran itu jadi dilakukan.
Pemda DKI Jakarta akan mengubah Kawasan Kalijodo menjadi ruang terbuka hijau, Akahkah Pengusuran tersebut jadi dilaksanakan?, kita lihat saja nanti.
No comments:
Post a Comment