Ada-ada saja tingkah anak balita, kadang bikin orang tuanya/ortunya tertawa terbahak bahak, kadang berteriak, tidak jarang ada yang menangis, bahkan ada pula yang bikin ortunya pingsan.
Namanya juga anak-anak, semua yang ada di tubuhnya sedang berkembang, baik itu terkait aktivitas saraf motorik kasar maupun motorik halus, apapun pingin mereka coba, rasa penasaran mereka terhadap apapun yang ada di lingkungan sekitarnya sangat tinggi, apalagi terhadap hal baru.
Makanya para orang tua agar tidak stress harus betul-betul memahami saat anak-anak mereka memasuki usia eksplorasi.
Di suatu sore saya melihat banyak warga berkumpul dekat komplek rumah saya, karena ingin tahu apa yang sedang terjadi, saya parkirkan motor dan menghampiri beberapa warga yang sedang kumpul. "ada apa pak", tanya saya kepada salah satu warga, "itu pak..ada ibu-ibu yang ngontrak di ujung jalan, dia kehilangan anaknya, di cari kesana kemari tidak ada, ditanya ke orang, tidak ada yang melihat anaknya itu, setelah lama di cari ternyata anaknya ketiduran di plafond rumah, tadi si ibu sempat pingsan, untungnya sekarang sudah siuman", jawab warga tersebut, "oh gitu, kirain ada apa", kata saya.
Terdengar nyaring suara ibu beta dari dalam rumahnya, sepertinya ibu beta sedang berteriak ke arah anaknya yang sedang main di halaman rumah, si anak yang semula mainin tanaman, terlihat sedang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya, begitu ibu beta lihat, ternyata anaknya sedang asyik makan tanah yang ada di dalam pot tanaman milik ibu beta, secara spontan ibu beta berteriak ke arah anaknya tersebut, dan memaksa anaknya untuk mengeluarkan kembali sebagian tanah yang sudah ada di dalam mulut anaknya itu.
Kemarin sore istri saya kirim foto anak saya yang kecil via WA, anak saya itu sedang mainin botol dan sayuran yang ada di dalam kulkas, diminta ibunya untuk menutup pintu kulkas, malahan anak saya itu semakin masuk ke dalam kulkas, saya tertawa cekikan melihat ulah anak saya itu.
Menurut ahli tumbuh kembang anak, usia emas anak adalah mulai dari dua sampai lima tahun, di usia-usia tersebut, si anak sedang getol-getolnya eksplorasi lingkungan sekitar.
Para orang tua harus membebaskan mereka bereksplorasi, tidak boleh banyak larangan, terkecuali jika mereka sudah melakukan hal-hal yang berbahaya, seperti mainin gunting, mainin pisau atau mainin benda pecah belah yang ada di rumah, itupun tidak boleh asal melarang, tapi harus dijelaskan kepada mereka bahwa yang sedang mereka mainkan itu berbahaya, tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka.
Efek buruk dari seringnya anak dilarang saat mereka eksplorasi adalah rasa percaya diri si anak akan hilang, mereka tidak akan bisa mandiri melakukan banyak hal. Tentu kita tidak mau anak kita nantinya terus bergantung kepada kita orang tuanya, gara-gara kita tidak membiarkan mereka eksplorasi lingkungan sekitarnya.
No comments:
Post a Comment