Friday 18 December 2015

Cara mengatasi Amarah, Jengkel dan Stress

Berharap selalu bertemu dengan orang yang baik adalah suatu hal yang tidak mungkin, karena pertemuan dengan orang yang baik dan jahat di dalam kehidupan merupakan suatu keniscahayaan. 

Begitu pula berharap senantiasa mengalami peristiwa menyenangkan tentulah tidak mungkin, karena sudah merupakan sunatullah bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidup kita ada yang menyenangkan hati dan ada pula yang menjengkelkan. Banyak orang yang ada di sekitar kita seperti teman, keluarga, rekan kerja, pedagang bakso, tetangga, berpotensi membuat kita marah, jengkel dan benci, mereka cenderung berbuat di luar harapan kita bahkan terkesan sengaja membuat kita jengkel setengah mati. 

Demikian juga aneka peristiwa yang terjadi sangat berpotensi menjengkelkan kita, misalnya mobil mogok, kecipratan minyak panas, keseleo, kepala pusing, kehujanan ketika naik motor. 

Banyak orang akan mengalami hal-hal menjengkelkan di atas tapi tidak semua orang sama reaksi yang dimunculkan. Perlu anda analisa sebab terjadinya kejengkelan tersebut sebagai upaya untuk menata hati dan pikiran anda sehingga tidak terpancing untuk bereaksi negatif saat bertemu orang lain atau mengalami peristiwa di luar harapan anda yang di anggap memancing munculnya kejengkelan. 

Ada dua sebab munculnya kejengkelan, yang pertama sebab dari dalam dan yang kedua sebab dari luar. Banyak orang di sekitar yang bereaksi berlebihan ketika melihat atau mengalami suatu kejadian sementara orang lain bereaksi biasa saja, itu artinya sebab kejengkelan ada di dalam diri anda, sementara ketika ada orang sok tahu, sombong, pemarah, masuk dalam kehidupan anda dan membuat anda jengkel maka itu adalah sebab dari luar. 

Kedua sebab kejengkelan ini pasti akan menghampiri hidup kita, tidak ada satu orang pun bisa menghindarinya, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menata pikiran dan hati agar reaksi yang muncul dari diri kita tetap terkontrol dan tertata di saat menghadapi kedua sebab kejengkelan tersebut. Tentu diperlukan latihan terus menerus agar bisa menjadi penata hati dan pikiran yang istiqomah.

 Sesungguhnya pohon di padang tandus lebih kuat batangnya, sementara yang hijau menawan lebih lunak, begitu pula kayu pepohonan di tempat gersang akan lebih kuat nyala apinya dan lebih lambat padamnya (Ali bin Abi Thalib).

No comments:

Post a Comment