Saturday, 31 January 2015

'Si ular besi' jadi solusi

Coba anda amati jalan tol yang sering anda lewati pagi hari, dan bandingkan dengan kondisi jalan tol lima atau sepuluh tahun yang lalu, pasti anda akan menyimpulkan bahwa kondisi jalan tol saat ini jauh lebih ramai kendaraan di bandingkan dulu, sehingga ruang gerak kendaraan sangat terbatas,kemacetan pun terjadi dimana mana. Saya masih ingat beberapa tahun lalu, pada pukul 5.30 pagi masih bisa memacu kendaraan di jalan tol dengan kecepatan 60 sampai dengan 70 km/jam bahkan ketika saya sedikit nakal,kendaraan saya pacu dengan kecepatan 100 km/jam (jangan di tiru ya...)

Kondisi saat itu tentu berbanding terbalik dengan saat ini, jangankan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, bergerak sedikitpun rasanya susah setengah mati,
makanya sangat sulit untuk memprediksi lamanya perjalanan dalam kondisi jalan tol seperti sekarang ini, belum lagi jalan jalan non tol, tentu kemacetannya lebih parah lagi, sudah macet di dalam tol dan pas mau keluar di hadang lagi kemacetan di luar tol.
Makanya seringkali rencana yang sudah tersusun rapi semalam jadi berantakan semua gara gara masuk "kubangan macet", pernah ngak anda merasakan mules luar biasa saat terjebak macet, atau mendadak kena serangan jantung, amit amit deh, jangan sampe ya..., bisa ribet urusannya.
Salah satu penyebab kemacetan di Jakarta adalah ketidakseimbangan penambahan jumlah kendaraan (13% pertahun) dengan penambahan jalan (0,01%). Data Polda Metro Jaya menyebutkan  jumlah motor di jakarta bertambah 4000 sampai dengan 4500 unit perhari, sementara mobil bertambah sekitar 1500 perhari, makanya banyak mobil dan motor baru berkeliaran di jakarta, belum lagi kendaraan keluaran tahun lama yang masih banyak ditemukan di jalan jalan di Jakarta, ngak heran kemacetan di kota metropolitan ini semakin hari semakin parah..
Meski kondisi lalu lintas Jakarta begitu semrawut kayak benang kusut tapi masih ada solusi bagi anda (yang belum kepikiran) agar rencana aktivitas yang telah anda susun tidak berantakan karena kejebak macet yaitu  beralih ke commuter line(comline).
Bawa mobil anda atau lebih praktis lagi bawa motor ke stasiun terdekat, lalu parkirkan kendaraan  anda di tempat parkir yang tersedia di sekitar stasiun, budget parkir untuk motor 4000 sementara mobil 10000 (umumnya segitu), sementara budget tiket kisaran 2000 sampai dengan 3500 tergantung jarak tempuh.
Selain bebas macet, murah, keuntungan lainnya anda tidak stress dan capek karena terperangkap macet, browsing internet atau ngobrol dengan sesama penumpang bisa anda lakukan sambil menunggu kereta sampai di stasiun tujuan. Sebenarnya masih banyak yang harus diperbaiki dari moda transportasi darat yang satu ini, misalnya kereta yang masih sering datang telat atau penuhnya penumpang dalam gerbong di jam jam tertentu.

Tindakan kriminal jalanan pun sering terjadi dalam kereta seperti pencopetan, aksi pelecehan seksual, tapi secara bertahap sejumlah kelemahan tersebut dalam proses perbaikan oleh PT.KAI, sekarang comline jauh lebih nyaman dan aman dibandingkan kondisi dulu, pedagang sudah tidak boleh lagi berkeliaran di dalam gerbong untuk berjualan bahkan di areal stasiun juga sudah steril dari para pedagang khususnya pedagang kaki lima. Saya sempat  tidak mau naik kereta untuk berangkat ke kantor, saya membayangkan harus naik turun kereta sepertinya ribet, tapi setelah saya coba ternyata apa yang saya bayangkan itu salah. Teman sekantor saya sudah banyak yang beralih ke comline sama seperti saya, kita sering ketemu di dalam kereta atau janjian dari kantor pulang bareng. Bagi anda yang belum kepikiran untuk beralih ke comline tidak ada salahnya anda mencoba si ular besi ini, bebas macet, tidak stress, hemat lagi. selamat mencoba, semoga bermanfaat.    

2 comments:

  1. Saya pernah bang..nahan mules di jalan tol.Sampai keringat dingin.Karena itu sy memilih beralih ke kereta

    ReplyDelete