Tuesday 15 September 2015

Almarhum ayah menemui saya saat di Mekah


Ada cerita menarik dan unik saya alami ketika melaksanakan tugas peliputan di Mekkah tiga tahun yang lalu, kebetulan saat itu saya juga dapat kesempatan melaksanakan ibadah haji di sana. Suatu sore saya sepakat dengan teman-teman pergi ke masjidil haram untuk melaksanakan umroh. Setelah semua nya berkumpul, kami pergi ke masjidil haram diantar oleh pak sohe, supir kantor kemenag yang bertugas di mekah, sebelum mengarah ke masjidil haram, kami mampir dulu ke sebuah masjid yang terletak di Luar kota mekkah untuk melaksanakan miqot(niat umroh). Setibanya di masjidil haram, Sore itu saya lihat suasana  ramai sekali, ribuan jemaah haji yang berasal dari berbagai negara memenuhi masjid tersuci di muka bumi ini untuk melaksanakan bermacam macam ibadah, ada yang mengaji, ada yang tawaf dan sai, ada yang berdoa di depan multazam dan pintu kabah, ada yang mencoba mencium batu hajar aswab, pokoknya semuanya sibuk ibadah kepada allah, memanfaatkan kesempatan dan waktu yang berharga selama berada di masjidil haram, maklumlah ganjaran beribadah di tempat ini begitu besarnya sehingga sayang sekali kalo kesempatan ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Begitu kita masuk ke area dalam masjid, kita langsung menuju ke titik safa dan marwah untuk melakukan sai. Sesaat sebelum mulai sai, pikiran saya kembali mengingatkan keinginan yang ada sejak berangkat dari tanah air , yaitu berdoa kepada allah agar saya bisa bertemu dengan ayah yang sudah meninggal saat saya masih duduk dibangku kelas 2 SMA beberapa tahun lalu, permintaan saya memang agak 'nyeleneh', masak mau ketemu orang yang sudah meninggal, meskipun ada perasaan seperti itu tapi saya tetap berdoa, bukankah setiap doa di masjidil haram ini akan di ijabah oleh allah, begitu pikiran saya saat itu. Begitu mulai sai, sambil berlari-lari kecil, saya melihat ke kanan dan kiri, satu persatu wajah jemaah haji yang berlintasan dengan saya, tidak luput dari pandangan mata saya, mulai dari safa sampai marwah hal tersebut terus saya lakukan, saya sempat merasa lelah pada putaran ke 5,6 tapi kelelahan tersebut dikalahkan oleh rasa ingin bertemu dengan almarhum. Sampai putaran ke 7 saya tidak melihat almarhum, saya pun berharap mudah-mudahan ketemunya saat tawaf nanti. Lalu saya menuju ke arah kabah untuk melaksanakan tawaf, sambil berjalan saya tetap melihat kanan dan kiri ke arah jemaah haji yang saya lewati, namun hingga sampai di depan kabah almarhum belum muncul juga. Saya kemudian mulai tawaf, sambil berjalan mengelilingi kabah, kembali mata saya tengok sana tengok sini, mungkin kali ini saya bertemu dengan almarhum, pikir saya saat itu, tiba-tiba di depan saya nampak  seseorang yang memiliki tubuh bagian belakang yang saya hafal betul, mirip sekali dengan almarhum, jalannya juga mirip, saya mempercepat langkah untuk menyusul orang tersebut, agar bisa melihat wajahnya, saya sempat antara percaya dan tidak, apakah benar orang tersebut almarhum, kalo benar apa yang harus saya lakukan, semua pertanyaan itu berputar-putar di pikiran saya, semakin mendekat ke orang tersebut jantung saya semakin berdegub kencang, begitu saya berhasil berada sejajar dengannya, saya langsung tatap wajahnya, "yah....bukan", saya berkata dalam hati, orang tersebut juga menatap ke arah saya, terlihat raut mukanya sedikit bingung, mungkin kaget karena saya menatapnya secara tiba-tiba dan cukup lama, padahal tidak kenal sama sekali, agar mencairkan suasana kaku, saya mengucapkan salam kepadanya, sambil tersenyum, "assalamuallaikum", kata saya "waallaikumsalam", jawabnya sambil tersenyum. Lalu saya tinggalkan orang tersebut dan membaur dengan jemaah haji lainnya yang juga sedang tawaf, saya selesaikan sisa putaran tawaf sambil terus melihat kanan-kiri seperti tadi, sayangnya sampai putaran ke tujuh saya tidak melihat almarhum. Selepas sholat isyak berjamaah saya dan teman-teman memutuskan untuk pulang ke penginapan. Setibanya di penginapan kami langsung ke ruang makan yang ada di lantai 5, perut kami terasa lapar sekali, mungkin energi yang kami keluarkan untuk aktivitas hari ini cukup besar, itulah sebabnya kami makan cukup lahap malam itu. Setelah selesai makan malam kami kembali ke kamar masing-masing. Begitu sampai di kamar, saya langsung mandi, maklum badan terasa lengket karena tadi saat umroh banyak mengeluarkan keringat. Sehabis mandi dan berganti pakaian, saya kemudian berbaring di kasur, lama-lama mata pun mulai terasa berat, tanpa sadar saya pun terlelap tidur. Di saat tidur inilah allah mempertemukan saya dengan almarhum, saya melihat almarhum sedang duduk di kursi yang ada di dekat dapur rumah kami, di sebelahnya ada kakak saya, almarhum memanggil saya sambil tersenyum sumringah, saya pun menghampiri almarhum, tidak ada dialog dalam pertemuan tersebut, almarhum hanya tersenyum saja, saya ingat betul senyumnya yang sudah lama sekali tidak saya lihat tapi tetap ada dalam memori saya. Tidak lama kemudian saya terbangun seiring suara kumandang azan dari masjid belakang, saya mengucapkan alhamdulillah karena doa saya untuk bertemu dengan almarhun dikabulkan allah, meskipun itu hanya dalam mimpi. Ingatlah saudaraku allah akan langsung menjawab doa apapun saat kita berada di masjidil haram, karena itu adalah otoritas allah.

No comments:

Post a Comment