Saturday 24 October 2015

Jangan Melihat Seseorang Dari Caranya Berpakaian

Saya baru saja lihat sebuah video yang di unggah oleh teman di facebook, video tersebut menceritakan tentang dua orang muslim dengan pakaian gamisnya sedang duduk di sebuah taman, rencananya mereka akan melakukan sholat berjamaah. Sambil menunggu waktu sholat tiba mereka ngobrol di taman tersebut, saat sedang asyik ngobrol, mereka melihat seseorang berpenampilan seperti preman jalanan sedang berjalan menuju ke arah mereka, “lihat orang itu,sepertinya dia bukan muslim”,kata pria gamis hitam, “ya sepertinya kau benar, kalau dilihat dari cara dia berpakaian”,jawab pria gamis putih. menyangka dugaannya benar, pria gamis hitam istighfar. Melihat ada dua orang berpakaian gamis sedang duduk di taman, pria dengan dandanan ala preman tersebut bertanya kepada kedua pria berpakaian gamis,  “adakah tempat sunyi di sekitar sini, tempat yang tidak dilalui orang” tanya pria berpakaian preman, “ada , seperti di dekat pohon itu”jawab pria gamis hitam sambil menunjuk sebuah pohon, “ok,terima kasih”jawab pria berpakaian preman. Kedua pria berpakaian gamis binggung, kenapa orang tersebut bertanya tentang tempat sunyi di sekitar sini, apa yang akan dia lakukan, lebih binggung lagi ketika melihat pria tersebut membuka jaketnya dan diletakan di depan tempat dia berdiri.  Betapa terkejutnya kedua pria bergamis setelah melihat pria berpakaian preman itu ternyata melakukan sholat di dekat pohon.  Melihat hal tersebut pria bergamis putih mengajak temannya itu untuk melakukan sholat berjamaah, semula temannya itu menolak, tapi setelah dijelaskan bahwa mereka sesama muslim itu bersaudara akhirnya pria bergamis hitam mau sholat berjamaah bersama pria berpakaian preman. Kisah cerita ringan ini bisa  mengandung pesan bahwa jangan pernah melihat orang lain dari cara dia berpakaian, karena belum tentu keimanannya lebih buruk di mata Allah dari pada orang yang berpakaian rapi. Keimanan itu tidak bisa diukur dari cara seseorang berpakaian, karena keimanan itu adanya di dalam hati dan bentuknya abstrak. Melihat kisah ini saya jadi teringat teman saya seorang warga Afrika yang pindah ke Mekkah sejak beberapa tahun lalu, jika dilihat dari fisiknya, beliau seperti orang afrika pada umumnya, rambutnya keriting merengkel, kulitnya gelap, tidak ada yang istimewa dari fisiknya, tapi di balik fisiknya yang biasa-biasa saja itu, terdapat keikhlasan yang mendalam untuk menghambahkan diri kepada Allah, ibadahnya bagus, orangnya baik suka menolong, sebagai bukti keikhlasannya itu adalah keputusan teman saya itu dan keluarganya  pindah dari Afrika ke Mekah, agar bisa beribadah dekat dengan kabahnya Allah. Don’t judge another muslim,base on their appearance.

No comments:

Post a Comment