Saturday 31 October 2015

Lebih Capek Tanpa Pembantu Tapi Hikmahnya Banyak


Memang agak repot kalau pembantu ngak ada, semua kerjaan rumah seperti menyapu, ngepel, nyuci baju dan menyetrika, termasuk mengurus anak harus dihandle sendiri. Untuk urusan yang terakhir itu tentu harus dikerjakan extra, perlu atensi lebih dan telaten, maklum saja yang harus diurus adalah satu batita dan satunya lagi balita. Pakaian kotor mereka mendominasi di mesin cuci dibandingkan milik orang tuanya, karena tahu sendiri anak umur segitu dalam sehari bisa ganti berapa kali, baik itu karena ngompol, EEKK, atau main sesuatu yang kotor. Meskipun repot ternyata setelah dijalani lebih banyak hikmahnya tanpa ada pembantu di rumah, badan jadi lebih banyak gerak, artinya setiap hari kita keringatan, dan tentu itu sehat. Bagi anak-anak juga sangat bermanfaat, mereka bisa mengenal sejumlah pekerjaan rumah, karena sejak dini sudah melihat orang tuanya melakukan pekerjaan rumah tersebut, anak saya yang nomor satu kalo numpahin air ke lantai, pasti dia mengambil kain pel di dapur untuk mengeringkannya, karena sering melihat ibunya melakukan itu. Anak-anak jadi tidak manja, ketika mau minum atau ngemil, sudah terlatih untuk ambil sendiri, tidak menunggu ibu bapaknya yang mengambil. Dan yang paling penting lagi adalah komunikasi kita dengan anak bisa setiap saat dilakukan, selain itu kita bisa terus memantau perkembangan fisik dan mental anak kita, membentuk sendiri sifat dan kharakter anak-anak. Satu lagi yang tak kalah pentingnya, kita akan selalu ada buat mereka ketika sakit, sehingga bisa sesegera mungkin mengambil langkah untuk menyembuhkan mereka, bayangkan kalo mereka sakit dan kita tidak di dekat mereka, misalnya bersama pembantu kita, bisa jadi menentukan langkah penyembuhan akan lebih lama. Jadi jangan mengeluh tanpa pembantu, meski capek tapi banyak sekali hikmahnya.

No comments:

Post a Comment