Wednesday 21 November 2018

Bekerja setelah menebar surat lamaran seribu lebih

Siang itu, Fadlan, berdua dengan temannya, bernama ardian tampak melaju dengan sepeda motornya ke arah cilandak Jakarta Selatan. 

Saat itu kondisi lalu lintas sangat padat, dipenuhi segala macam kendaraan, baik kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. 

Sejak dulu memang lalulintas Jakarta tidak pernah sepi, selalu saja ramai dan macet. 

Setelah menempuh perjalanan satu setengah jam, akhirnya fadlan dan ardian sampai juga di bilangan cilandak. 

Fadlan membuka kaca helmnya agar bisa melihat dengan jelas nama gedung-gedung perkantoran yang berderet di sisi kiri jalan. 

Setelah menemukan alamat gedung yang dituju, fadlan pun mengarahkan motornya ke lokasi parkir motor yang disedikan pihak pengelola gedung. 

Begitu motor sudah diparkirkan, fadlan mengajak ardian bergegas masuk ke dalam gedung. Sejak dari rumahnya, fadlan meminta tolong ardian untuk membawa  tas ransel besar  yang berisi puluhan amplop coklat yang di dalamnya terdapat surat lamaran kerja miliknya. 

Setibanya di lobby gedung, fadlan membuka tas ransel yang dipegang ardian dan memilih beberapa amplop besar. 

Fadlan melihat daftar perusahaan yang menempel di salah satu dinding, nampak di daftar yang menempel di dinding dekat lift tersebut ada sekitar 15 perusahaan, baik dalam dan luar negeri. 

Setelah itu fadlan mengajak ardian naik ke dalam lift untuk menuju ke sejumlah kantor yang tadi dia lihat di lobby. 

Begitu menemukan lokasi sejumlah kantor yang dituju, fadlan langsung membagikan satu persatu amplop coklat besar yang berisikan surat lamaran kerja miliknya tadi, kepada staf front office dari kantor-kantor tersebut.

Setelah belasan surat lamaran  kerja dititipkan ke bagian front office sejumlah perusahaan, lalu fadlan dan ardian pindah ke gedung lainnya. 

Sama seperti tadi, fadlan juga menitipkan sejumlah surat lamaran kerja ke bagian front office dari kantor-kantor yang ada di gedung itu, dan begitu seterusnya.

Tanpa terasa puluhan surat lamaran yang ada di dalam tas fadlan habis. 

Ternyata apa yang dilakukan fadlan hari itu, adalah bukan yang pertama kali, sudah puluhan kali fadlan menebar surat lamaran kerja miliknya ke puluhan bahkan ratusan perusahaan yang ada di jakarta,. 

Selain mengunakan jasa kantor pos, fadlan mencoba untuk mengantarkan langsung surat lamaran kerjanya ke berbagai kantor, dengan harapan "tebaran pancing" yang dia lakukan dimakan ikan, kira-kira itulah istilah yang Fadlan pakai, untuk mengambarkan apa yang dia lakukan tersebut.

Fadlan berpikir bahwa dirinya harus maksimal berusaha agar segera mendapat pekerjaan, maklum saja saat itu tahun 1999-2000 badai krisis moneter yang melanda Indonesia masih belum selesai, akibatnya  banyak perusahaan bangrut, lapangan pekerjaan langka, dan ribuan karyawan di PHK,  sehingga jumlah pengangguran meningkat pesat. 

Kalau tidak berusaha maksimal tentu akan sulit mencari pekerjaan, itulah yang ada di benak fadlan. Tidak heran sudah seribu lebih Surat lamaran kerja dikirimkan fadlan ke sejumlah perusahaan dengan beragam cara.

Ternyata hasil akhir memang tidak pernah mengkhianati usaha dan doa. Tidak berapa lama kemudian, Fadlan pun akhirnya mendapatkan panggilan kerja dari sebuah perusahaan asing. Fadlan merasa senang sekali, meskipun belum ada kepastian dirinya diterima oleh perusahaan asing tersebut. 

singkat cerita, setelah melalui beberapa tahapan test, akhirnya fadlan diterima kerja. Fadlan sangat bersyukur kepada allah swt yang telah menjawab doanya. Rasa syukur fadlan tersebut, diwujudkannya dengan cara menjadi karyawan yang displin,cerdas dan inovatif.

      

No comments:

Post a Comment