Sunday 24 April 2016

Semua Anak Pasti Melewati Fase Menyebalkan




Kadang manjat jendela, kadang getok-getok tv, kadang mainin air walaupun sudah mandi, buka tutup kulkas, mainin gunting, dan seabrek aktivitas lainnya yang sering dilakukan anak umur tiga dan empat tahun. 

Aneka aktivitas yang dilakukan oleh balita tersebut seringkali bikin orang tuanya repot, karena biasanya aktivitas tersebut bikin rumah berantakan, merusak barang, baju si anak kotor, khawatir si anak sakit, dan bahkan cemas kalo si anak luka, pokoknya waktu santai buat orang tua sedikit sekali bahkan tidak ada sama sekali kecuali di saat anak tidur. 

Penting bagi orang tua balita untuk menambah pengetahuan mengenai kharakter anak usia 3-4 tahun ini dan trik menghadapinya, agar tidak stress dan tidak emosi selama mendidik anak usia tersebut. 

Allah SWT menciptakan fase "menyebalkan" di usia anak 3-4 tahun tentu saja memiliki tujuan, beberapa ahli psikologi anak mengatakan bahwa pada usia 3-4 tahun, pengembangan otonomi diri si anak sedang berkembang, makanya mereka nampak sangat egois sekali, selalu marah kalo dilarang, susah diatur, semaunya sendiri. 

Pada fase menyebalkan ini, diketahui dari hasil sejumlah penelitian bahwa si anak sedang belajar kemandirian dan belajar menunda hasrat melakukan banyak hal, pada fase ini, peranan kita sebagai orang tua hanya sebatas mengarahkan mereka bukan memarahi mereka dan menuntun mereka bukan selalu melarang mereka, hal tersebut supaya si anak lulus dengan baik di periode pembelajaran ini. 

Orang tualah yang akan membantu membentuk si anak menjadi pribadi yang mandiri, pribadi yang memiliki kendali emosi yang baik, pribadi yang mengerti bahwa keinginan tidak selalu harus dipenuhi, tentu kita semua berharap anak-anak kita nantinya memiliki kepribadian tersebut, maka dari itu jadilah guru pembimbing yang sabar, cerdas, dan berpengetahuan luas. 

Buat kesepakatan dengan istri atau suami terkait pola asuh yang akan diterapkan di rumah, jangan sampai pola asuh tersebut berbeda antara yang dilakukan istri dengan yang dilakukan suami, hal tersebut akan membingungkan si anak, karena pola asuh yang berubah-ubah akan saling mementahkan satu dengan yang lain, misalnya ibu melarang anak main gunting sementara bapak mengizinkan. 

Anak membutuhkan pola asuh yang terstruktur dan konsisten yang memerlukan supervisi setiap saat dari orang tuanya, jangan biarkan waktu dan momentum yang dilewati anak berlalu begitu saja, buatlah jadwal harian anak, misalnya pulang sekolah setelah mereka membersihkan diri, makan dan isthirahat, mereka bisa bermain, seperti melukis, bermain puzzle, atau ketika sore hari mereka bersepeda, bermain di taman atau halaman rumah, dan lain-lain. 

Untuk anak yang aktif diperlukan berbagai kegiatan yang bisa melampiaskan energi besar yang ada di tubuh mereka, misalnya di saat weekend, si anak bisa diajak jalan-jalan di alam terbuka atau berenang. 

Jangan lupa memberikan pujian kepada si anak saat mereka berhasil melakukan sesuatu meskipun itu hanya sebatas pujian saja, karena anak sangat senang sekali ketika kita memuji keberhasilan mereka. Ingatlah selalu bahwa keperibadian anak-anak kita sangat bergantung dari pola asuh yang kita terapkan hari ini, jadi jangan pernah bosan apalagi stress dan marah saat melalui fase "menyebalkan" yang sekarang sedang di alami anak-anak kita yang merupakan investasi kita di masa depan.


No comments:

Post a Comment