Sunday 1 October 2017

Sudah Cukupkah Bekal Kita Untuk Kehidupan Di Akherat Kelak?



Nama ustad yang sederhana dan bersahaja itu adalah Abdul Somad. Meski penampilan dan pembawaan bersahaja dan terkesan biasa biasa saja, tapi sejumlah materi ceramah yang ustad ini sampaikan sangat luar biasa, komplit, dasar hukumnya jelas, gaya bahasa yang mudah dimengerti,  murni dan tegas alias tanpa pesan sponsor, kalau salah dia pasti katakan salah. 

Saya sudah melihat sejumlah video ceramah ustad somad di youtube, banyak kajian menyangkut kehidupan manusia baik semasa di dunia maupun kehidupan akherat dibahas oleh ustad tamatan al azhar mesir ini, salah satunya adalah bekal kita menghadap allah SWT. 

Saat terbang ke mesir beberapa waktu lalu, ustad somad sempat bertemu dengan sejumlah dosen pengajar di al azhar. Menurut Ustad abdul somad, dosen-dosen al azhar tersebut sangat aktif menulis buku-buku agama. beberapa di antara mereka bahkan sudah menulis buku-buku agama yang kalau diukur panjang buku-buku tersebut sampai satu meter.

Melihat semangat dosen-dosen itu melakukan  syiar dan dakwah melalui buku, ustad somad merasa tidak ada apa-apanya di banding mereka yang sebenarnya sudah tidak muda lagi itu, usia mulai renta tidak menyurutkan semangat dalam diri mereka, bagi mereka tidak ada garis finish dalam hal mempersiapkan diri menghadap allah, hanya kematianlah sejatinya batas akhir mengumpulkan bekal buat kehidupan akherat. 

Mendengar ungkapan ustad somad yang merasa nothing than para dosen al azhar tersebut, saya kontan berpikir, bagaimana dengan saya, apakah sudah  banyak bekal yang sudah saya persiapkan, atau malah yang dianggap bekal selama ini ternyata sampah yang tidak ada gunanya.

Usaha ustad somad selama ini, syiar di daerah-daerah terpencil, tanpa mengenal waktu, melupakan rasa kantuk dan lelah, menanggalkan rasa rindu dengan keluarga demi kepentingan umat, bahkan dia tidak sempat menemani istri di saat melahirkan anak, semua itu dilakukan demi untuk kepentingan umat, menyebarkan ilmu-ilmu agama yang telah dipelajarinya selama ini, sehingga membuat banyak orang yang tadinya buta agama menjadi mengerti, yang tadinya bahlul menjadi pintar.  

sebegitu banyaknya yang sudah dilakukan ustad somad, namun dia masih merasa apa yang telah dilakukannya itu tidak ada apa-apanya di bandingkan dosen-dosen al azhar tadi, lalu bagaimana dengan bekal kita???

Coba kita lihat terjemahan ayat adz dzariyat 56 berikut ini "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku".

Dan kita lihat pula terjemahan ayat al qiyamah 36 "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban".

Melihat dua ayat di atas, jelas sekali dan mutlak bahwa bekal buat kehidupan akherat itu super penting, karena nantinya kita akan ditanya detail soal itu, Rasulullah saja bersabda bahwa orang mukmin yang paling cerdas adalah orang mukmin yang paling sering menginggat kematian dan paling bagus dan banyak bekalnya menghadapi kematian.

Semoga kita menjadi orang mukmin yang cerdas, yang memiliki bekal yang banyak untuk kehidupan akherat kelak. Amin ya robbal allamin.
    

No comments:

Post a Comment